Bagaimana Program Google Memberdayakan LSM di Indonesia
Bagaimana Program Google Memberdayakan NGO di Indonesia, Sebuah lamgkah Kecil dari Komonitas Lokal Bernama Perkumpulan Gemati
Bagaimana Program Google Memberdayakan LSM di Indonesia
Perkumpulan GEMATI Terdaftar di Notaris No. 34 tanggal 12 Februari 2016, dan Disahkan oleh Kementrian Hukum dan HAM dengan Nomor AHU-0017514,AH,01.07. Tahun 2016 Tentang Perkumpulan GEMATI
Pada Kamis, 4 Desember 2025, Tim Monev Bakesbangpol Bojonegoro menyambangi kantor Perkumpulan Gemati Kabupaten Bojonegoro di Desa Campurjo.
Kunjungan kerja ini dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Masyarakat (Kabid Poldagri dan Ormas), Heri Pujianto, S.STP., MM. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Gemati telah berjalan sesuai proposal dan penggunaan dana hibah telah dilaporkan dengan akuntabel dalam LPJ.
Ketua LSM Perkumpulan Gemati, Manan, menyambut baik inisiatif monitoring ini dan memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah Bakesbangpol.
“Kami sangat senang hati menyambut Bapak-Bapak dari Kantor Bakesbangpol Bojonegoro. Monitoring dan evaluasi ini adalah hal yang esensial. Dengan adanya Monev, kemitraan antara pemerintah kabupaten dan Ormas/LSM berjalan baik, karena saling mengingatkan menuju yang lebih baik itu bagi kami adalah wajib,” ujar Manan.
Ia menegaskan bahwa sinergi dan kemitraan yang kuat antara Pemerintah Kabupaten dan elemen masyarakat sipil adalah kunci dalam pembangunan daerah. Manan juga tak lupa menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam penyambutan tim.
Kegiatan Monev yang intensif ini menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk menciptakan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana hibah.
Diharapkan, dengan adanya pengawasan ini, Ormas/LSM penerima hibah dapat semakin meningkatkan kinerja, memberikan kontribusi positif yang lebih besar dalam pembangunan daerah, dan memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Bojonegoro_gemati.org. Perkumpulan GEMATI (Gerakan Menata Hati) mengadakan seminar wawasan kebangsaan dengan tema “Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan, Seni dan Teknologi Dalam Kepentingan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara”
Acara ini diadakan di Rumah Makan MakNdhut Desa Wotanngare Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro pada hari kamis tanggal 13 November 2025
Acara tersebut menghadirkan narasumber Prof. Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si. Ketua Program Studi Magister Kebijakan Publik FISIP Universitas Airlangga Surabaya.
Hadir pula Kepala Bakesbangpolinmas Kabupaten Bojonegoro Mahmudi, Kapolsek Kalitidu AKP Saifudinuri, SH., M.H., M.A.P. Danramil Kalitidu, dan Organisasi Kepemudaan (OKP) Tokoh Masyarakat dan Pemerhati Kebangsaan Umum yang tertarik pada isu Wawasan Kebangsaan
Acara yang di moderatori oleh kuzaeni atau yang sering di sapa kang Zen wartawan senior dari Bojonegoro yang pernah menjadi ketua PWI Bojonegoro.
Dalam sambutannya ketua gemati manan menyampaikan menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan wawasan kebangsaan, terutama bagi generasi muda.
Kegiatan ini didanai oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang dipimpin oleh Bapak Bupati Bojonegoro Setiyo Wahono dan Wakil Bupati Ibu Nurul Azizah melalui Bakesbangpol Kabupaten Bojonegoro.
Kepala BaKesbangpol Kabupaten Bojonegoro Mahmudi, memberikan apresiasi atas terselenggaranya seminar ini, Ia menilai kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat sinergi antar-ormas dan menjaga kondusivitas daerah.
Sementara itu Kapolsek Kalitidu AKP Saifudinuri, SH., M.H., M.A.P., juga menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya penguatan wawasan kebangsaan bagi generasi muda agar lebih siap menghadapi tantangan dan potensi rongrongan yang mungkin terjadi.
Narasumber tunggal Prof. Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si. yang merupakan seorang Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya, menyampaikan materi Dinamika tentang Wawasan Kebangsaan.
Wawasan kebangsaan untuk Indonesia adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang : diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Konsep ini berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap, bertingkah laku, dan bertindak sebagai warga negara dan bangsa, yang didasarkan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dan persatuan bangsa.
Wawasan kebangsaan memiliki beberapa makna penting bagi Indonesia:
Mengutamakan Persatuan: Mengamanatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Keutuhan Nasional: Hakikatnya adalah keutuhan nasional, yang berarti cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional.
Bhinneka Tunggal Ika: Mengembangkan persatuan bangsa Indonesia sedemikian rupa sehingga semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu) dapat dipertahankan.
Dengan memahami dan menerapkan wawasan kebangsaan, warga negara Indonesia dapat menginterpretasikan diri mereka sebagai bagian dari bangsa yang satu, menghargai perbedaan, dan mengembangkan sikap nasionalisme yang positif.
Aspek ini tecermin dari sikap dan perilaku yang mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan, serta semangat gotong royong dan solidaritas sosial:
Kegiatan Gotong Royong: Partisipasi aktif warga dalam kerja bakti membersihkan lingkungan, membangun fasilitas umum (seperti pos kamling atau tempat ibadah), atau membantu tetangga yang terkena musibah tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang politik.
Perayaan Hari Besar Nasional: Antusiasme masyarakat di berbagai daerah dalam merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia, seperti lomba panjat pinang, pawai, dan upacara bendera yang melibatkan seluruh elemen masyarakat di desa atau kompleks perumahan
Musyawarah Mufakat: Penyelesaian masalah di tingkat Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) melalui musyawarah untuk mencapai mufakat, di mana setiap warga mengesampingkan ego pribadi demi solusi terbaik bagi kepentingan bersama.
Menolak Paham Radikalisme dan Separatisme: Warga yang secara sadar melaporkan atau menolak penyebaran paham-paham yang berpotensi memecah belah bangsa atau mengancam keutuhan NKRI kepada aparat setempat.
Pementasan Seni dan Budaya:
Adanya acara festival budaya di suatu daerah yang menampilkan tarian, musik, dan kuliner dari berbagai suku di Indonesia, menumbuhkan apresiasi terhadap keberagaman budaya bangsa.
Kerukunan Antarumat Beragama: Adanya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di berbagai daerah yang aktif memediasi dan menyelesaikan potensi konflik antarumat beragama, serta inisiatif warga yang berbeda keyakinan untuk saling menjaga keamanan tempat ibadah saat perayaan keagamaan berlangsung.
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan efektivitas pemerintahan untuk membangun kepercayaan publik.
Tata kelola yang baik (good governance) akan memastikan kebijakan nasional berpihak pada kepentingan bersama dan mencegah konflik sosial-politik.
Wawasan kebangsaan menguat ketika proses modernisasi berjalan efektif dalam mengintegrasikan masyarakat ke dalam satu sistem nasional (ekonomi, pendidikan, birokrasi).
Sebaliknya, wawasan kebangsaan melemah ketika proses integrasi ini terhenti, timpang, atau ketika muncul media dan ideologi baru yang menantang narasi nasional yang sudah ada.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dengan narasumber, dimana peserta seminar sangat antausias dalam sesi ini, dengan jawaban yang lugas dan tegas beliau melayani semua pertanyaan berdasarkan fakta dan pengalaman selama keliling dunia, beliau mengatakan pernah mendatangi 19 negara di dunia ini.
Dan ditutup dengan kata “Right or wrong is my country” Indonesia.
Wartawan : Suryadi Akhmad
BOJONEGORO—Kabar gembira bagi pecinta sastra Jawa di Bojonegoro dan sekitarnya! Komunitas Sanggar Sastra Djajus Pete siap menggelar puncak perayaan kreativitas, yakni acara penyerahan hadiah bagi para pemenang Lomba Menulis Cerita Cekak (Cerkak) bertema “Jawa Kuncara”.
Perhelatan akbar ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 24 Oktober 2025, mulai pukul 09.00 hingga 11.30 WIB. Lokasinya pun istimewa, bertempat di jantung aktivitas komunitas Desa Dolokgede, yaitu GOR Dolokgede Cozy Space, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.
Acara ini tidak hanya sekadar seremonial, namun akan menjadi magnet bagi para sastrawan lokal, pegiat budaya Jawa, dan tentu saja para penulis muda berbakat dari berbagai penjuru Bojonegoro. Mereka akan berkumpul untuk merayakan sastra, bahasa, dan budaya Jawa yang "Kuncara" (terkenal/termashyur).
Kuzaini, Ketua Sanggar Sastra Djajus Pete, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata apresiasi terhadap dedikasi para penulis yang konsisten melestarikan sastra Jawa.
“Melalui tema Jawa Kuncara, kami ingin mengirimkan pesan kuat bahwa budaya dan bahasa Jawa harus terus kita junjung dan kembangkan oleh generasi sekarang,” ujar Kuzaini bersemangat. “Lomba ini telah menjadi ruang yang segar bagi para penulis untuk berkreasi dan mengekspresikan nilai-nilai kejawaan dalam bentuk karya sastra yang bermakna.”
Lebih dari sekadar penyerahan hadiah, momen ini diharapkan menjadi ajang silaturahmi hangat dan pertukaran gagasan yang produktif antar-komunitas sastra. Sanggar Djajus Pete sendiri telah lama dikenal sebagai motor penggerak literasi di Bojonegoro, aktif menyelenggarakan pelatihan menulis, dan pentas sastra, selalu membawa semangat yang menginspirasi: “Salam Bahagia, Makmur, Membangggakan.”
Siapkan diri Anda untuk menyaksikan bagaimana generasi muda Bojonegoro membuktikan bahwa sastra Jawa tidak hanya bertahan, tetapi justru semakin berkibar!
Bojonegoro _ PERKUMPULAN GEMATI
Dalam rangka memperingati Dirgahayu Hari Ulang Tahun (HUT)
TNI ke-80 dan Hari Santri 2025, Lembaga Anti Narkotika (LAN) Cabang Bojonegoro
menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Lapangan Sepak Bola Desa Bayemgede,
Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (19/10/2025).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kodim 0813 Bojonegoro,
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bojonegoro, Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan
Kepohbaru, BNNK Tuban, Perhutani, Dinas Kehutanan, Forkopimcam Kepohbaru,
Linmas, Karang Taruna, serta para tokoh agama, tokoh masyarakat, siswa siswi
sekecamatan Kepohbaru dan warga sekitar yang memenuhi lapangan dengan
antusiasme tinggi.
Acara diawali dengan senam BMM (Bahagia, Makmur,
Membanggakan) yang diikuti seluruh peserta dengan penuh semangat. Setelah itu,
dilanjutkan dengan penanaman 100 pohon secara simbolis oleh Camat Kepohbaru
Triguno Sudjono Priyo, S.Tp., M.M., perwakilan Dinas Pertanian, Dinas
Kehutanan, BNNK Tuban, serta Kepala Desa Bayemgede.
Dalam sambutannya, Camat Kepohbaru Triguno Sudjono Priyo
menyampaikan apresiasi dan rasa syukur kepada panitia pelaksana atas
terselenggaranya kegiatan yang bermanfaat ini. Ia menegaskan pentingnya
kegiatan menanam pohon di tengah kondisi cuaca yang kian panas.
“Saat ini wilayah Indonesia mengalami suhu panas yang menyengat
hingga sore hari. Harapannya, dengan menanam pohon kita bisa membantu
mengurangi panas, khususnya di wilayah Bayemgede,” ujarnya.
Camat Triguno juga menyinggung arahan Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-348 Kabupaten Bojonegoro, di
mana seluruh bentuk ucapan dan apresiasi dianjurkan dalam bentuk tanaman
produktif atau tanaman peneduh, bukan karangan bunga.
“Harapannya Bojonegoro ke depan bisa lebih adem, hijau, dan
sejuk. Kegiatan tanam pohon ini jangan hanya seremonial, tapi mari dirawat
bersama agar kelak memberi manfaat bagi warga Bayemgede,” tambahnya.
Ia juga menuturkan bahwa kegiatan tanam pohon serupa
dilaksanakan dalam rangkaian Hari Santri 2025 di Desa Jipo, Kecamatan
Kepohbaru, dengan semangat yang sama: menjaga lingkungan dan memperkuat
kepedulian masyarakat terhadap kelestarian alam.
Sementara itu, perwakilan BNNK Tuban, Mudiono, yang hadir
mewakili Kepala BNNK Tuban yang sedang bertugas di Malang, memberikan
peringatan serius mengenai meningkatnya kasus penyalahgunaan narkotika di
wilayah Bojonegoro dan Tuban.
“Bahaya narkotika di Bojonegoro dan Tuban sangat
mengkhawatirkan. Angka penyalahgunaan terus meningkat dari tahun ke tahun, dan
sebagian besar penggunanya adalah remaja,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa LAN Bojonegoro memiliki peran penting
dalam mendorong terbentuknya BNN Kabupaten Bojonegoro sebagai upaya memperkuat
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba di tingkat daerah.
“LAN berjuang keras agar BNN Bojonegoro bisa segera berdiri.
Ini wujud perhatian masyarakat terhadap bahaya narkotika,” tandasnya.
Ketua LAN Bojonegoro Kusprianto, S.T., dalam sambutannya
menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung suksesnya
acara tersebut.
“Kami bersyukur kegiatan ini berjalan lancar dan aman tanpa
hambatan. Terima kasih kepada semua pihak atas perhatian dan partisipasinya.
Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi benar-benar
membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya warga Desa Bayemgede
dan sekitarnya,” ujarnya.
Dengan semangat memperingati HUT TNI ke-80, Hari Santri, dan
Hari Jadi ke-348 Kabupaten Bojonegoro bertema “Bersinergi untuk Bojonegoro
Mandiri”, kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah,
lembaga, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan hijau, masyarakat sehat,
dan generasi muda yang bebas dari narkoba.
Wartawan : Tim Gemati
BOJONEGORO, Gerakan Menata Hati – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengukuhkan Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Bojonegoro periode 2025–2028. Kegiatan ini sekaligus membuka pelatihan ekonomi kreatif, di ruang Angling Dharma, Gedung Pemkab Bojonegoro, Senin (13/10/2025).
Pengukuhan KEK yang dilakukan langsung oleh
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, ini sebagai upaya mendukung Asta Cita Presiden
Republik Indonesia, khususnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dan penguatan ekonomi berkelanjutan. Keberadaan KEK merupakan langkah strategis
untuk memperkuat ekosistem kreatif yang produktif, inklusif, dan berdaya saing.
Dalam struktur kelembagaanya, KEK juga bertugas
sebagai ex officio Bojonegoro Creative Hub (BCH) yang berperan sebagai pusat
kolaborasi, pelatihan, dan pendampingan pelaku ekonomi kreatif daerah. Sebagai
ketua KEK (2025-2028) adalah Mochammad Alfianto dan Wakil Ketua Dafit Kris
Biantoro.
Menurut Bupati Setyo Wahono, generasi muda
Bojonegoro harus dibimbing, diarahkan, dan diberikan ruang untuk berkreasi
serta berinovasi dalam membangun ekonomi kreatif. BCH, kata Bupati, bukanlah
alat politik, tapi alat produktivitas dan kreativitas.
’’Di era yang serba cepat ini, kita harus mampu
beradaptasi dengan teknologi, berinovasi, serta menggunakan kecerdasan buatan
dengan bijak. Skill, ide, komunikasi, dan kepemimpinan adalah hal yang tidak
bisa tergantikan,’’ tegasnya.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi
Pemkab Bojonegoro dalam mendukung pengembangan 17 subsektor ekonomi kreatif,
sebagai bagian dari langkah konkret membangun ekonomi daerah yang berkelanjutan
dan berbasis potensi lokal.
Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama,
menjelaskan bahwa pengukuhan KEK ini diikuti dengan bimbingan teknis (bimtek)
peningkatan kapasitas SDM ekonomi kreatif yang melibatkan sebanyak 160 peserta.
Bimtek tersebut meliputi kriya, barista, packaging product, penulisan naskah,
dan pengembangan permainan (game development) yang dilaksanakan selama lima
hari, mulai 13 hingga 17 Oktober 2025.
Setelah acara pengukuhan dan pembukaan, para
peserta langsung menuju lokasi pelatihan masing-masing sesuai bidang yang
diikuti. Selama pelatihan, mereka didampingi oleh mentor dan person in charge
(PIC) dari setiap bimtek untuk memastikan kegiatan berjalan optimal dan sesuai
tujuan peningkatan kompetensi.
Welly menambahkan, kegiatan ini merupakan
pelatihan ekonomi kreatif pertama yang diselenggarakan di Bojonegoro. Sehingga
diharapkan seluruh peserta dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh agar mampu
menjadi pionir dalam bidangnya masing-masing.
’’Kami berharap peserta benar-benar mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan
potensi diri, dan membawa manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga
bagi lingkungan sekitar,’’ ujarnya.
Welly menambahkan pentingnya menumbuhkan passion
dan inovasi dalam setiap bidang kreatif, serta menyesuaikan karya dengan
kebutuhan pasar. Ia berharap para pelaku kreatif Bojonegoro mampu menggali
potensi budaya dan produk lokal untuk menciptakan nilai ekonomi baru.
’’Kesuksesan lahir dari kreativitas dan
kemampuan membaca pasar. Kami berharap tim kreatif Bojonegoro mampu menjadi
inspirasi bagi masyarakat, dan bersama-sama membangkitkan perekonomian
daerah,’’ pungkasnya. ***
Wartawan : Suryadi_Akhmad